Ngeospek Maba

Tidak terasa kurang lebih setahun telah berlalu sejak postingan berjudul PKKMB dan Makrab dirilis. Woyo dirilis, album kali. Kalau kala itu aku bercerita sebagai mahasiswa baru (maba), kali ini aku akan bercerita dari sudut pandang yang lain, sebagai kating (kakak tingkat), atau yang lebih kerennya, panitia PKKMB. Ea.

PKKMB atau Pengenalan Kegiatan Kampus Mahasiswa Baru adalah kegiatan tahunan yang diadakan setiap awal semester ganjil yang diperuntukan spesial gak pakai telor untuk mahasiswa baru. Tidak kah begitu istimewa maba-maba itu sampai dirancangkan acara khusus untuk menyambut mereka? O jelas, istimewa, hingga panitia-panitia rela kerja lembur bagai quda agar supaya kegiatan yang sudah dipersiapkan berbulan-bulan itu berjalan sebagaimana mestinya. Awas aja kalau ada yang jawab, maaf y kak tapi aq sebagai maba gak minta disambut nich. Oh, apa mungkin maba-maba yang bilang begitu minta disambit kali ya? 😗

Acara PKKMB dimulai pada 31 Agustus sampai 2 September 2018, ditambah Pra PKKMB pada 27 Agustus sebelumnya. Dalam kepanitiaan aku adalah anggota hubungan masyarakat (humas) dan diberi kepercayaan sebagai kambing (kakak pembimbing) atau istilah kerennya, bindam (bina damping). Kelompok yang kudampingi adalah kelompok 4 dengan identitas warna orange dan nama kelompok mata uang Britania Raya, Pound Sterling. Sebuah kebetulan karena dulunya aku juga kelompok 4. Bisa cek di link sebelumnya.

Menunggu giliran pembagian peserta, di sebelah kanan dan kiri aku adalah teman sesama bindam, Bella dan Nina.

Hari pertama, pra PKKMB adalah hari yang cukup mendebarkan, awalnya, rasanya seperti mau ketemu gebetan yang lama tak berjumpa.

Apalagi saat memasuki ruangan yang besar itu penuh sesak sampai akhirnya digunakan ruang cadangan karena tidak cukup lagi menampung peserta.

Pembagian peserta dilakukan pada hari itu juga sehingga aku tidak tahu menahu masalah siapa aja peserta yang masuk di kelompokku pada hari-hari sebelumnya. Setelah pembagian peserta per kelompok selesai, terpilihlah kurang lebih 20 peserta yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang menggemaskan☺.

Diambil sebelum upacara penutupan. Ada sesi foto-foto selama 15 menit, ini lah aku dan (mantan) anak-anakku. :”D

Awal cerita dan tantanganku dimulai di sini, membimbing orang-orang dengan berbagai tingkat usia, karakter yang berbeda dan isi kepala yang berbeda-beda juga.

Menjadi bindam adalah pekerjaan yang mengasyikan. Cerita sedikit, sebelumnya aku pernah menjadi bindam di Marketing Race, dan yang ku bimbing adalah kakak-kakak tingkatku. Memang gila, sesuai dengan slogan kampusku, STIEPAN Gila Marketing, gila! gila! gila! ya gak heran lah ya kalau banyak kegilaan (tantangan) yang terjadi. Ah, tapi siapa yang peduli? selama kegilaan membawa pengaruh yang positif, bukan masalah.

Menjadi bindam itu susah susah gampang. Pertama, karena kampusku adalah kampus yang bisa bekerja sambil kuliah, kebanyakan mahasiswanya adalah orang-orang yang sudah bekerja. Pun dalam satu angkatan pasti banyak ditemukan orang-orang yang usianya jauh lebih tua. Seperti maba di kelompokku, yang paling tua adalah kelahiran 1993, tentunya beliau sudah bekerja juga. Banyak diantara mereka yang sibuk bekerja tapi tetap semangat mengikuti ospek. Meski mereka pun lebih tua, tetap menghormati dan menghargai panitia-panitia yang masih muda.

Kalau bicara susahnya, nah ini; ketemu orang-orang yang lebih tua tapi berbanding terbalik dengan yang aku ceritakan tadi. Huh, cukup menguras tenaga dan emosi. Bahkan ada juga yang seumuran dan lebih muda, tapi gak kalah ngeselinnya. :”D

Saat upacara pembukaan pagi, 31 Agustus 2018.
Masih upacara pembukaan.

Hari-hari selanjutnya, PKKMB berjalan cukup lancar. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan ada pemberian materi untuk maba, pengenalan organisasi dan UKM diselingi games. Ada juga tugas-tugas yang diberikan untuk maba dan harus dikumpulkan selama kegiatan PKKMB berlangsung (atau sesuai perintah juga). Tentunya kegiatan PKKMB di setiap kampus pasti berbeda-beda tapi memiliki acuan yang sama, karena PKKMB sendiri adalah kegiatan resmi dan sudah ada standarisasinya.

Nah, setelah PKKMB selesai akan diberikan sertifikat kepada maba sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Kepentingan sertifikat di sini biasanya ditetapkan berbeda di masing-masing kampus. Kalau di kampusku sendiri digunakan di semester 3 sebagai syarat untuk ikut Marketing Race.

Mungkin ada yang bertanya-tanya apa itu Marketing Race. Singkatnya, Marketing Race adalah kegiatan lapangan untuk mata kuliah tertentu. Udah pasti ya kalau gak ikut Marketing Race terancam gak lulus mata kuliah tersebut.

Setelah seluruh kegiatan PKKMB selesai, di hari Minggu ada malam keakraban atau sambut maba. Makrab dimulai sejak sore hingga malam hari. Sifat makrab di sini lebih santai tapi tetap formal. Kegiatan-kegiatannya sendiri antara lain menghias bak sampah dari ember cat bekas dengan motif sasisarangan atau batik, pergelaran pentas seni, serta pembagian hadiah.

Potret panggung saat makrab dari dekat.
Anak-anak kelompokku.

Maba dari kelompokku mempersembahkan sebuah lagu berjudul Indonesia Jaya dari Fatin Shidqia dan kawan-kawan. Biasanya bindam gak ikut naik panggung tapi entah kenapa sore itu aku diminta gabung sama mereka. Udah aku gak ikut mereka latihan, gak hapal lagunya pula. Yha cuman tau reffnya aku tuh.

Maba di kelompokku memang gak sefantastis kelompok lain memperebutkan hadiah di setiap kegiatan, tapi semangat dan kreatifitas mereka sangat aku apresiasi. Mewakili teman-teman sekelompoknya, dari kelompokku ditetapkan satu orang laki-laki sebagai peserta tebaik kategori laki-laki dan ada lagi salah satu perempuan yang memenangkan games Kata STIEPAN dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. :”D

img-20180901-wa0019-673315740.jpg
Ini dia yang memenangkan games. Namanya Sofia.

Oh, iya! Ada salah satu tugas di akhir PKKMB membuat surat untuk panitia dan salah satu surat diberi hadiah. Ada empat kategori surat yaitu surat merah untuk panitia yang dibenci, surat pink untuk panitia yang disukai, surat putih untuk panitia yang diidolakan dan surat biru untuk persahabatan. Aku dapat semuanya kecuali surat merah. Alhamdulillah dikasih hadiah juga dong. Gak nyangka…. :”D. Makasih ya kalian semua.

Jpeg

Alhamdulillah, semua kegiatan PKKMB berjalan lancar. Walaupun ada beberapa masalah, syukurnya bisa diatasi dengan cukup baik. Terimakasih untuk semua panitia yang betul-betul bekerja keras menyukseskan acara ini serta semua pihak yang turut membantu kelancaran kegiatan ini.

Ada sedikit kesan dan pesan yang dapat kusampaikan selama menjadi panitia di acara ini: Jangan memandang segala sesuatu dengan sebelah mata; kasarnya, meremehkan, sebelum kamu menjalaninya. Jangan menganggap diri selalu benar, karena kita pasti mempunyai kemungkinan terkecil kesalahan. Jangan juga menganggap diri paling tinggi dari orang lain, karena kamu itu kecil, penciptamu lah yang paling tinggi. Sebelum kamu ingin dihormati dan dihargai orang lain, lakukanlah hal itu lebih dulu ke orang lain. Berbuatlah kebaikan sebanyak mungkin, karena kebaikan-kebaikan yang lain pasti akan datang kembali ke kamu. #SelfReminder

Berikut foto-foto berkaitan yang sayang dibuang;

Sebagian kecil panita. Mau aku sebutin namanya satu-satu?
Upacara penutupan sore, 1 September 2018. Serius ini silau banget cuy.
Yang paling atas sedang menyanyikan lagu Mars STIEPAN mengiringi pemasangan atribut sebagai simbol dimulainya PKKMB secara resmi.
Wakil dari kelompokku, Daffa dan Nita saat pemasangan atribut oleh Bapak Asruni
Satu minta foto berdua, yang lain mau juga. Biar adil aku uploud semua.

Sebenarnya fotonya banyak banget, tapi gak semuanya ku pindahin, dan ada yang ke skip waktu mindah huft, maaf ya!

Aku ada rencana mau balasin surat-surat (pilihan) yang kudapat di sini tapi kalau di postingan ini takutnya terlalu panjang. 😕

Tinggalkan komentar